Tentang Blog Ini

Blog ini adalah rangkuman perjalanan saya ke berbagai tempat di Indonesia dan di luar negeri.

Senin, 15 Juli 2013

Ambon Part V / habis (Transportasi Air yang Anti-macet)

Kota Ambon itu berada di pulau yang bentuknya seperti anak bebek yang lagi berenang. Sebagian wilayahnya, ada di bagian badan, sebagian lagi ada di bagian sayap, dan sebagian lagi ada di bagian kepala. Dan antara badan dan sayapnya, dipisahkan oleh Selat Ambon yang langsung terhubung dengan Laut Banda. Jadi, karena kondisi yang demikian, perjalanan dari satu tempat yang berada di utara pulau ke tempat yang ada di selatan, lebih cepat dan hemat dengan menggunakan moda transportasi air.
Peta Ambon (di-download dari mesin pencari google)

Minggu, 14 Juli 2013

Ambon Part IV (Wisata Kuliner)

Jalan-jalan tanpa makan-makan? Pastilah kurang afdol. Ambon punya ciri khas makanan yang cukup unik. Yang paling khas, pastilah papeda. Papeda adalah makanan berbahan dasar tepung sagu. Sagu sendiri adalah bahan makanan yang cukup banyak ditemui di berbagai wilayah di Ambon. Waktu saya ke Pantai Natsepa, saya sempat melihat orang-orang sedang memanen sagu. Sayangnya, kami tak menemukan lokasi pengolahan sagu di dekat daerah situ.
Pohon sagu, diolah menjadi papeda dan beberapa makanan khas Ambon lainnya

Sabtu, 13 Juli 2013

Ambon Part III (Ke Pantai Natsepa)


Pantai Natsepa, Maluku Tengah
Di hari pertama saya di Ambon, Bang Theo, kenalan yang jadi guide saya di Ambon mengajak ke sebuah pantai yang cukup terkenal di daerah itu, Pantai Natsepa. Belakangan, saya dengar kabar kalau pantai itu sekarang sudah tidak terawat. Ya, seperti lokasi-lokasi wisata lainnya di Indonesia, begitu terkenal, banyak orang datang, sampah berserakan, dan tempat itupun jadi tak menarik lagi. Untungnya, waktu saya ke sana, Desember 2009, Pantai Natsepa masih cantik dan ciamik. Pasir putihnya masih lumayan bersih. Walaupun ada beberapa sampah, tapi belum terlalu jorok.

Jumat, 12 Juli 2013

Ambon Part II (Finding Christina)

Sebagai generasi yang dibesarkan dengan pelajaran PSPB (hayooo apa ya kepanjangannya?), saya kenal betul dengan nama Christina Martha Tiahahu. Yap, dia adalah sedikit dari pahlawan nasional perempuan Indonesia. Sebagian orang, mungkin hanya kenal dengan Pattimura. Sosok Pattimura memang sangat mudah dikenali karena tercetak di uang seribu rupiah. Dan di Ambon, patung pahlawan nasional itu berdiri kokok di tengah-tengah kota, lengkap dengan tameng dan parang super-panjangnya.

Monumen Kapiten Pattimura

Tapi, saya lebih penasaran dengan pahlawan lainnya dari Tanah Maluku ini. Ternyata, bahkan orang yang sudah pernah ke Ambon-pun, belum tentu tau lho kalau ada patung Christina Marta Tiahahu. Untungnya, Bang Theo, kenalan baru saya di Ambon, ngasih tahu tentang keberadaan Taman Christina Martha Tiahahu.

Ambon Part I (The Unexpected Journey)

Pemandangan ke arah kota Ambon

Sebenarnya saya ke Ambon, awalnya hanya untuk transit dalam perjalanan menuju Jayapura. Dari Jakarta, saya singgah ke Ambon terlebih dulu, hanya sekadar ingin tahu, bagaimana sih suasana di kota yang lebih terkenal karena konflik antar-agama di wilayah itu. Umumnya, orang yang mau bepergian ke Papua, transitnya di Makassar. Tapi, karena sudah pernah ke Makassar (dan enggak terlalu terkesan dengan kota yang terkenal dengan Pantai Losari itu), saya memilih untuk mencari lokasi transit lainnya. Karena memang bakalan singgah di Ambon, saya coba mencari tahu apakah ada teman yang punya kenalan di Ambon. Kebetulan, seorang teman punya kenalan di Ambon. Setelah saya hubungi, ternyata orang yang bersangkutan bersedia menemani saya jalan-jalan di Ambon.