Sebagai generasi yang dibesarkan dengan pelajaran PSPB (hayooo apa ya kepanjangannya?), saya kenal betul dengan nama Christina Martha Tiahahu. Yap, dia adalah sedikit dari pahlawan nasional perempuan Indonesia. Sebagian orang, mungkin hanya kenal dengan Pattimura. Sosok Pattimura memang sangat mudah dikenali karena tercetak di uang seribu rupiah. Dan di Ambon, patung pahlawan nasional itu berdiri kokok di tengah-tengah kota, lengkap dengan tameng dan parang super-panjangnya.
Tapi, saya lebih penasaran dengan pahlawan lainnya dari Tanah Maluku ini. Ternyata, bahkan orang yang sudah pernah ke Ambon-pun, belum tentu tau lho kalau ada patung Christina Marta Tiahahu. Untungnya, Bang Theo, kenalan baru saya di Ambon, ngasih tahu tentang keberadaan Taman Christina Martha Tiahahu.
Monumen Kapiten Pattimura |
Tapi, saya lebih penasaran dengan pahlawan lainnya dari Tanah Maluku ini. Ternyata, bahkan orang yang sudah pernah ke Ambon-pun, belum tentu tau lho kalau ada patung Christina Marta Tiahahu. Untungnya, Bang Theo, kenalan baru saya di Ambon, ngasih tahu tentang keberadaan Taman Christina Martha Tiahahu.
Patung Martha Christina Tiahahu |
Taman tersebut ada di Karang Panjang, di daerah perbukitan. Pemandangan di sekitar taman itu sangat bagus. Dari taman itu, kita bisa melihat kota Ambon. Pada saat matahari terbenam, banyak penduduk lokal yang berkunjung untuk menikmati keindahan dari atas kota Ambon. Patung Christina Martha Tiahahu ini dibangun pada 1977. Sosok perempuan yang turut berperang melawan penjajah Belanda, tampak feminin sekaligus maskulin.
Karena biasanya perempuan jarang mendapat gelar pahlawan nasional, maka wajar saja kalau saat akan meninggalkan Ambon, sayapun lebih memilih membeli cenderamata bertema Martha Christina Tiahahu. Sayangnya di Ambon, pada saat saya melakukan perjalanan ini (Desember 2009), tidak banyak penjual cenderamata khas daerah tersebut. Maka, sayapun beralih ingin membeli t-shirt dengan gambar Martha Christina. Waktu itu, saya dan Bang Theo sudah putar-putar di beberapa toko, tapi barang yang saya cari tak juga ketemu. Ternyata, t-shirt yang saya cari dijual di salah satu swalayan yang sudah berkali-kali kami lewati. Akhirnya, 3 kaos bergambar Christina saya beli, untuk saya, emak, dan abang.
Karena biasanya perempuan jarang mendapat gelar pahlawan nasional, maka wajar saja kalau saat akan meninggalkan Ambon, sayapun lebih memilih membeli cenderamata bertema Martha Christina Tiahahu. Sayangnya di Ambon, pada saat saya melakukan perjalanan ini (Desember 2009), tidak banyak penjual cenderamata khas daerah tersebut. Maka, sayapun beralih ingin membeli t-shirt dengan gambar Martha Christina. Waktu itu, saya dan Bang Theo sudah putar-putar di beberapa toko, tapi barang yang saya cari tak juga ketemu. Ternyata, t-shirt yang saya cari dijual di salah satu swalayan yang sudah berkali-kali kami lewati. Akhirnya, 3 kaos bergambar Christina saya beli, untuk saya, emak, dan abang.
Pemandangan dari Taman Martha Christina Tiahahu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar