Tentang Blog Ini

Blog ini adalah rangkuman perjalanan saya ke berbagai tempat di Indonesia dan di luar negeri.

Jumat, 12 Juli 2013

Ambon Part I (The Unexpected Journey)

Pemandangan ke arah kota Ambon

Sebenarnya saya ke Ambon, awalnya hanya untuk transit dalam perjalanan menuju Jayapura. Dari Jakarta, saya singgah ke Ambon terlebih dulu, hanya sekadar ingin tahu, bagaimana sih suasana di kota yang lebih terkenal karena konflik antar-agama di wilayah itu. Umumnya, orang yang mau bepergian ke Papua, transitnya di Makassar. Tapi, karena sudah pernah ke Makassar (dan enggak terlalu terkesan dengan kota yang terkenal dengan Pantai Losari itu), saya memilih untuk mencari lokasi transit lainnya. Karena memang bakalan singgah di Ambon, saya coba mencari tahu apakah ada teman yang punya kenalan di Ambon. Kebetulan, seorang teman punya kenalan di Ambon. Setelah saya hubungi, ternyata orang yang bersangkutan bersedia menemani saya jalan-jalan di Ambon.

Waktu ke Ambon, pesawat saya berangkat tengah malam. Dan belakangan saya tahu kalau pesawat-pesawat menuju Indonesia bagian Timur memang selalu berangkat tengah malam. Perjalanan dari Jakarta memakan waktu tiga jam + lompatan waktu dua jam. Sampai Bandara Pattimura, sekitar jam 6 pagi saya menginjakkan kaki di ibukota Provinsi Maluku itu.

Namanya baru sekali datang ke kampung orang lain, saya coba lebih banyak melihat kondisi sekitarnya dan berbicara seminim mungkin. Yang pertama saya dengar diomongkan oleh orang di bandara adalah akhiran "se". Ini seperti kata "lah" untuk orang Medan atau kata "mi" untuk orang Makassar. Dan seperti istilah yang lazim kita dengar "Ambon Manise", memang sebanyak mata saya melihat, orang-orang di Ambon ini memang manis-manise, ya laki-laki ya perempuan.

Harapan saya agar bisa secepatnya memulai perjalanan menyusuri pulau cantik tersebut, harus tertunda hampir dua jam. Bang Theo, orang yang akan jadi guide saya telat menjemput karena ban sepeda motornya pecah. Karena tak tau harus ke mana, sayapun dengan sabar menunggu di bandara. Jam 9 pagi, barulah ia tiba. Dengan sepeda motor, kami mengatur beberapa bawaan saya, sebuah travel bag ukuran sedang dan tas ransel. 

Dari bandara menuju pusat kota, kami harus melewati setengah panjang pulau tersebut. Pusat kota Ambon terletak di seberang bandara. Sebagian penduduk, terutama mahasiswa, memanfaatkan kapal untuk menyeberang dari pusat kota ke daerah di seberangnya yang merupakan pusat pendidikan tinggi di wilayah tersebut. Sambil menikmati udara pagi dan guyuran sinar matahari, sesekali kami berhenti hanya untuk sekadar berfoto-foto. Pagi itu, setelah meletakkan tas di penginapan, kamipun melanjutkan berkeliling Ambon --- berlanjut "Ambon Part II"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar